by

Program Revitalisasi, Warga Bermukim di DAS Tondano akan 'Digusur'

Manado – Berbagai upaya untuk menata dan memperindah wajah kota Manado sudah, sedang dan terus dilakukan Pemkot Manado. Salah satunya adalah program revitalisasi DAS Tondano. Warga yang bermukim di DAS Tondano akan direlokasi lewat program  yang direncanakan mulai Oktober tahun ini.

 

Walikota Manado, GS Vicky Lumentut mengungkapkan, terkait revitalisasi DAS Tondano, Pemerintah Kota diberi tanggung jawab menyelesaikan pembebasan lahan yang pembiayaannya dari Balai Sungai. “Selain dana dari Balai Sungai, pemerintah juga akan menyiapkan dana pembebasan lahan dari jembatan Kairagi sampai muara sungai,” ungkap Walikota. 

 

Menurut Walikota, proses pembebasan lahan dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, pemerintah kota Manado menyiapkan Rp 3 Miliar. Untuk tahap pertama sepanjang 2 km dari 7,2 km dengan anggaran Rp 49 Miliar. Selanjutnya rencana revitalisasi/pembangunan dilakukan pada pertengahan 2014.  “Luas lahan yang dibebaskan pada sisi kiri dan kanan sekitar 10-20 meter dari tepi sungai, namun pada lokasi/tempat terrtentu bisa sampai 20 meter. Pembebasan lahan diupayakan tidak merugikan masyarakat, harga lahan sesuai NJOP,” jelas Walikota.

 

Lumentut berharap rencana revitalisasi DAS Tondano mendapatkan dukungan dan kerja sama dari masyarakat untuk menyukseskan program pro rakyat initidak terjadi hambatan dalam pembebasan lahan. “Revitalisasi DAS Tondano juga bisa menjadi objek wisata baru bagi Manado sebagai kota model ekowisata,” ujar Lumentut.

 

Revitalisasi DAS Tondano juga nantinya akan melibatkan Cipta Karya Sulut, Dinas Tata Kota Manado, Bappeda Manado, Balai Wilayah Sungai, JICA, YACHI0 Engeneering Konsultan, Disnas Perhubungan, dan Dinas Kelautan. 

 

Adapun, Kepala Bappeda kota Manado, Peter KB Assa mengungkapkan, pihak JICA menjanjikan tidak hanya pembangunan DAS, tapi pada sisi kiri dan kanan, juga akan dibangun Early Warning System (EWS) banjir dan akan dibuat peta kerawanan banjir (Flood Hazard Map). Flood Hazard Map yang ditempatkan di Manado sesuai rencana berasal dari Padang.

 

Hal ini dilakukan karena area kota Manado lebih besar dibanding Padang. Peta pemantauan banjir adalah untuk memantau curah hujan, penyebaran hujan dan genangan air yang akan terjadi di sungai. Juga untuk memberikan peringatan dini secara otentik. “Alat ini merupakan bantuan dari Jepang,” pungkasnya.

Comment

Leave a Reply

News Feed