by

Walikota Tomohon Berdialog dengan Kelompok Tani Nelayan Andalan

Walikota  berharap para kelompok tani dan nelayan bisa bersinergis dengan pihak swasta
Walikota berharap para kelompok tani dan nelayan bisa bersinergis dengan pihak swasta

Tomohon – Walikota Tomohon, Jimmy F Eman SE Ak berkesempatan menggelar tatap muka dan berdialog dengan pengurus Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), Rabu (09/10).

Kegiatan yang digelar dalam bentuk sarasehan ini bertema “Dengan Semangat Mapalus, Kita Tingkatkan Produktivitas Pertanian dan Kesejahteraan Petani.” Kegiatan berlangsung semarak sekaligus menjadi sarana memecahkan masalah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani.
“Tujuan digelarnya kegiatan mimbar sarasehan, yaitu sebagai forum konsultasi dan komunikasi untuk memecahkan masalah pertanian di daerah ini, agar produksi kian meningkat sehingga masyarakat menjadi lebih maju dan sejahtera,” kata Ketua KTNA Kota Tomohon, Jany Lasut.

Ia mengungkapkan, banyak program yang dilaksanakan pihaknya untuk membantu petani dalam meningkatkan sumberdayanya agar dapat bersaing di era global saat ini, misalnya dengan melakukan pengiriman pemuda tani ke luar negeri untuk magang, seperti di Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Amerika.
Sementara Walikota dalam sambutannya mengatakan pemerintah tetap konsisten untuk mengembangkan sektor pertanian dalam menggerakkan ekonomi daerah. Namun itu semua tak mungkin terwujud jika partisipasi masyarakat belum optimal.
“Rencana dan strategi pemerintah untuk mengembangkan perekonomian daerah, salah satunya lewat sektor Pertanian yang membutuhkan juga kerja sama dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.

Ia berharap sinergitas pihak swasta juga harus terwujud, agar tujuan pembangunan pertanian ke depan bisa berhasil. Sebab, profesi petani saat ini tidak lagi dijadikan profesi utama tetapi hanya sampingan, karena ada yang beralih menjadi tukang ojek dan bangunan.

Begitu juga dengan nilai jual komoditi pertanian sangat rendah, misalnya harga satu bungkus rokok lebih mahal daripada satu liter beras, dan daya beli petani pun menurun akibat pupuk dan pestisida harganya menjadi mahal.

“KTNA adalah organisasi yang bersifat independen dan berorientasi pada kegiatan sosial ekonomi di sektor Pertanian yang berbudaya agribisnis di pedesaan, serta berwawasan lingkungan. Ini harus terus dikembangkan, lewat implementasi program yang berdampak langsung bagi kemajuan masyarakat, terutama dalam mengatasi masalah yang dapat mengancam eksisteni pertanian, seperti daya beli rendah dan mahalnya pupuk,” tukas Eman didampingi Kepada Dinas Pertanian Ervinz Liuw dan Kepala Badan Penyuluh Jantje Ering.(maria wolajan)

News Feed