by

Fenomena Matahari Bercicin di Sulut, BMKG:Itu Gejala Alam Biasa

Fenomena matahari bercincin di Sulut
Fenomena matahari bercincin di Sulut

Manado – Matahari dikelilingi garis melingkar seperti cincin membuat heboh sebagian Warga Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Senin (01/09). Pemandangan unik nanindah yang terjadi dari sekitar pukul 09.00 Wita hingga 12.00 itu, ramai dibicarakan di dunia maya hingga di status bbm.

Rupanya pemandangan itu merupakan peristiwa alam yang biasa terjadi. Pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan tidak bermakna apa-apa.

Demikian dijelaskan Wandayantolis SSi, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Manado yang berkantor di daerah Paniki Atas saat dikonfirmasi. “Itu hal biasa,” ujarnya.

Dijelaskan matahari menjadi seperti dilingkaran berbentuk cicin itu karena aktivitas awan yang disebut Awan Cirrus. “Ada awan di ketinggian kurang lebih 8 sampai 12 kilometer. Itu awan tipis. Jadi ada efek pembiasan cahaya matahari dari awan itu sehingga terbentuk lingkaran seperti berbentuk cicin,” jelasnya.

Dijelaskannya juga bahwa penjelasan dunia maya atau google tentang fenomena alam ini benar. Bahwa dalam perkembangannya, fenomena matahari ini juga disebut ‘Halo’; nimbus; icebow, atau gloriole. Semua itu adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari ataupun bulan.

Ada berbagai macam ‘halo’, tapi umumnya. Faktor penyebab adalah kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5–10 km atau 3–6 mil di lapisan atas troposfer.

Fenomena ini bergantung pada bentuk dan arah kristal es, cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah kedalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi.

Halo juga kadang-kadang dapat muncul di dekat permukaan bumi, ketika ada kristal es yang disebut debu berlian. Kejadian ini dapat terjadi pada cuaca yang sangat dingin, ketika kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya.

Sebelum ilmu meteorologi dikembangkan, Fenomena atmosfer Halo digunakan sebagai sarana untuk prakiraan cuaca. Fenomena optis lain yang disebabkan oleh kristal es di angkasa adalah pelangi. “Ini hal biasa tidak ada hubungan dengan tand-tanda cuaca ekstrim atau apapun. Hanya fenomena alam biasa,” katanya.(tmc/eve)

Comment

Leave a Reply

News Feed