JWS Minta Penebangan Pohon Peneduh Jangan Dipolemikkan

Uncategorized

Minahasa – Menanggapi kritikan sejumlah elemen masyarakat, terkait penebangan pohon peneduh disepanjang jalur utama di Kota Tondano dan sekitarnya, oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa, Bupati Minahasa, Drs Jantje Wowiling Sajow MSi (JWS) meminta, hal tersebut tak perlu dipolemikkan.

Kepada CSNews, Senin (29/04), JWS ketika dihubungi mengatakan, penebangan pohon peneduh yang ada disepanjang jalur protokol di Tondano tersebut, tak perlu dipolemikkan.

Menurutnya, langkah yang diambil Pemkab Minahasa tersebut, untuk kepentingan bersama. Karena, pohon peneduh yang ada saat ini kerap menimbulkan gangguan bagi pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor.

“Sekilas kita melihat, memang penebangan pohon tersebut terkesan merusak lingkungan. Namun, langkah yang diambil tersebut demi untuk kebaikan bersama, sehingga hal ini tak perlu dipolemikkan. Karena ini bukan ditebang dan dibiarkan, melainkan recovery, atau mengganti dengan jenis pohon lain ditempat yang lebih layak,” ujar JWS.

Dijelaskannya pula, pertumbuhan pohon Trambesi tidak terarah dan tak dapat dikontrol sehingga dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan dan trotoar.

“Penebangan pohon dimaksud untuk di tata kembali, agar Tondano sebagai pusat ibu kota Kabupaten Minahasa dalam waktu mendatang akan lebih baik. Lihat saja, pohon yang ada sekarang baru lima tahun usianya tapi sudah berdiameter 50 centimeter bahkan lebih, bagaimana kalau 10 sampai 20 Tahun mendatang, pohon tersebut pasti tak tertata lagi,” ujarnya.

Sementara, hingga saat ini, Pemkab Minahasa telah menebang puluhan batang pohon disepanjang jalur Kelurahan Tataaran-Koya dan jalan Sam Ratulangi Tondano.

Penebangan akan terus dilakukan disepanjang jalur-jalur utama di Kota Tondano, hingga tuntas.

Leave a Reply