Manado – Sulawesi Utara jadi contoh bagi daerah lain dalam mempercepat investasi dengan transformasi proses perizinan lingkungan.
Di Hotel Luwansa Manado, Selasa (25/11/2025), Bimbingan Teknis (Bimtek) perizinan berusaha berbasis risiko mengungkapkan inovasi menarik yang menjadikan persetujuan lingkungan lebih cepat dan transparan.
Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Sulut, Noldy Rantung, mengungkapkan bahwa proses izin yang sebelumnya rumit kini berubah dengan penerapan Undang-Undang Cipta Kerja.
Tiga jenis dokumen lingkungan—Amdal, UKL-UPL, dan SPPL—menjadi pilar utama yang diawasi oleh Tim Uji Kelayakan yang segera dibentuk agar evaluasi izin bisa lebih akurat dan efisien.
Langkah ini adalah bagian dari upaya menghilangkan birokrasi berbelit dan mempermudah pelaku usaha mengajukan izin.
“Regulasi berkembang dinamis, kebijakan baru diharapkan mempercepat proses perizinan, mendukung iklim investasi yang makin kompetitif di Sulut,” ujarnya optimis.
Kolaborasi dengan Bank Indonesia Sulut lewat Regional Investor Relation Unit juga menjadi kunci sukses.
Penjabat Sekdaprov Tahlis Gallang menyampaikan, data dan analisis BI membantu Sulut menyusun kebijakan perizinan yang responsif dan selaras dengan kebutuhan pasar dan pertumbuhan ekonomi.
“Hingga September 2025, realisasi investasi di Sulut sudah mencapai 89 persen dari target Rp9,3 triliun, menandakan bahwa kemudahan perizinan dan inovasi tata kelola kini berhasil membuka pintu investasi lebih lebar,” bebernya.
Kepala DPM-PTSP Sulut, Syaloom Korompis, menegaskan, layanan perizinan tidak sekadar formalitas, melainkan membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan transparansi penuh dan tanpa pungli.
Dengan dukungan teknologi digital OSS, pelaku usaha makin dimudahkan dalam beraktivitas.
Masa depan investasi Sulut makin cerah dengan penyederhanaan izin lingkungan dan kolaborasi strategis lintas lembaga.
Modal utama adalah sinergi dan kemauan untuk selalu berinovasi demi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
