Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ikut memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2024. Kegiatan yang dihadiri Wakil Gubernur Steven Kandouw dan Sekretaris TP-PKK Sulut Devi Tanos itu berlangsung semarak di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, pada Senin (5/8/2024).
Berbagai atraksi yang ditampilkan anak-anak pada kegiatan yang bertemakan ‘Anak Terlindungi Indonesia Maju’ itu membuat peserta berdecak kagum.
Atraksi yang disuguhkan oleh anak-anak, di antaranya menghadirkan Tarian Kreasi Keberagaman Indonesia oleh Forum Anak Nasional Sulut. Tarian ini menggabungkan beberapa tarian budaya di Indonesia.
Selain itu, pada kegiatan yang diinisiasi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Sulut ini juga menampilkan sebuah drama yang menceritakan terkait persoalan anak-anak saat ini.
Salah satunya mengenai masih banyak perkawinan usia anak. Hal itu menjadikan anak putus sekolah.
Drama singkat itu juga menghadirkan betapa bahayanya Napza. Karena itu akan menjadi kecanduan hingga gangguan kesehatan mental pada anak.
Ada juga soal kurangnya kualitas dan kuantitas buku yang ada di perpustakaan. Ini membuat anak tidak ingin memiliki minat literasi. Serta, kurangnya fasilitas bermain untuk anak-anak.
Anak Sulut juga menilai kurangnya optimal perlindungan anak dalam berhadapan dengan hukum. Pelaku kekerasan anak dan perempuan di Sulut masih terjadi. Olehnya diharapkan hukuman setimpal kepada pelaku kekerasan ini.
Persoalan anak-anak yang disuarakan lewat 14 tuntutan itu langsung diterima Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw.
Wagub menegaskan tuntutan anak-anak tersebut harus segera ditindaklanjuti.
“Saya mewakili pak gubernur, salut atas tuntutan anak-anak. Saya minta ibu kadis, untuk DPRD Sulut segera disampaikan, untuk instansi terkait segera disampaikan. Yang kabupaten/kota juga segera,” ujarnya.
Wagub sangat setuju berbagai tuntutan anak-anak tersebut. Mulai dari Kartu Identitas Anak yang belum semya anak dapat hingga kabupaten/kota yang kurang peduli anak-anak. Termasuk juga DPRD keluarkan Perda untuk sekolah layak anak, serta untuk disabilitas.
“Berikan perlindungan anak-anak. Itu perlu. Kita tahu persis di Sulut masih terjadi kekerasan anak. Mulai sekarang ini kita canangkan tolak kekerasan pada anak-anak,” tegas wagub.
Di kesempatan itu, orang nomor dua di Sulut ini juga berinteraksi langsung dengan anak-anak. Salah satunya ditanya mengenai pungutan liar di sekolah.