Manado – Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw mengeluhkan tingginya Upah Minimum Provinsi (UMP) di daerah Nyiur Melambai. Ini diungkapkannya saat membuka rapat koordinasi Sumber Daya Alam Sulut, Selasa (17/05) di ruang CJ Rantung kantor gubernur.
Wagub mengungkapkan, Sulut merupakan daerah dengan UMP tinggi. Bandingkan dengan di Jawa yang UMP-nya masih di bawah Rp 1 juta. “Saya baca iklan di bandara yang berisikan ajakan berinvestasi di Jember. Mari berinvestasi di Jember, UMP hanya Rp 1,4 juta. Untung mereka tidak pasang iklan Investasi di Jember jangan di Sulut karena UMP tinggi,” selorohnya.
Dalam rakor yang dihadiri pelaku usaha Sulut ini, Wagub sempat curhat soal penjaga kebunnya di kampung yang ikut-ikutan menuntut UMP. “Bayangkan penjaga kebun saya minta digaji Rp 2,4 juta sesuai UMP. Ini kan tidak masuk akal,” ungkap Wagub.
Menurut Wagub tingginya UMP di Sulut selain berpengaruh pada iklim investasi juga berkontribusi pada hight cost economy (ekonomi biaya tinggi) di Sulut.
“Karena itu ke depan penetapan upah harus berdasarkan cluster, yakni, pekerja di bank tidak harus sama dengan buruh perikanan misalnya. Kalau di bank tidak masalah upahnya tinggi, tapi kalau di buruh perikanan lantas upah tinggi, mati pengusaha,” imbuhnya.