Kerja Nyata AARS, Angka Kemiskinan Ekstrem di Manado Turun

MANADO- Upaya Pemerintah Kota Manado dibawah Kepemimpinan Walikota, Andrei Angouw dan Wakil Walikota, dr Richard Sualang untuk meminimalisir angka kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem sangat terbukti.
Hasil kerja nyata AARS di periode pemerintahan kedua ini, menampakan hasil maksimal.
Terbukti, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Manado, jumlah penduduk miskin di Kota Manado pada tahun 2025 tercatat 4,99 persen atau setara sekitar 21.730 jiwa.
Angka ini menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 5,43 persen atau sekitar 23.590 jiwa. Atau turun sebanyak 1800 jiwa. Data ini bersumber dari Data BPS Maret 2025.
Capaian ini menempatkan Manado sebagai salah satu daerah dengan persentase penduduk miskin terendah kedua di Provinsi Sulawesi Utara.
Meski demikian, Pemkot Manado menilai capaian tersebut tidak menjadi alasan untuk berpuas diri. Alasannya, berdasarkan sisi jumlah absolut warga miskin ekstrem di Manado masih cukup banyak, karena total populasi kota ini merupakan yang terbesar di Sulawesi Utara.
Kata Sekretaris Daerah Kota Manado, dr. Steaven Dandel, MPH, pemerintah kota berkomitmen penuh memastikan program pengentasan kemiskinan berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Persentase kemiskinan di Manado memang tergolong rendah, tapi secara jumlah absolut masih ada ribuan warga yang hidup dalam kondisi rentan. Itu sebabnya kami terus memperkuat basis data, memantau kondisi lapangan, dan memastikan setiap program bantuan maupun pemberdayaan benar-benar tepat sasaran,” Dandel menegaskan.
Diuraikan lagi, Pemkot Manado telah mengintegrasikan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dengan program lintas sektor seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan, serta akses terhadap bantuan sosial dan perumahan layak huni.
“Kami memperkuat kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem. Selain itu, kami juga menggandeng dunia usaha dan masyarakat agar gerakan ini menjadi tanggung jawab bersama,” jelasnya.
Data BPS Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa pada Maret 2025, persentase penduduk miskin di Sulut mencapai 6,71 persen, dengan garis kemiskinan sebesar Rp 530.304 per kapita per bulan. Tren positif di Kota Manado turut berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan ekstrem di tingkat provinsi yang rata-ratanya turun 0,43 persen.
Dijelaskan Dandel, tujuan utama Pemkot Manado bukan hanya menurunkan angka statistik, tetapi menghadirkan perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat.
“Target kita bukan sekadar menekan angka kemiskinan, tapi memastikan setiap keluarga miskin ekstrem benar-benar keluar dari situasi rentan dan memiliki penghidupan yang lebih baik,” terangnya.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Pemerintah Kota Manado menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program nasional menuju Indonesia bebas kemiskinan ekstrem tahun 2026.(yanes)

Tinggalkan Balasan