Minahasa – Pembangunan monumen Benteng Moraya (BM), di Kelurahan Roong Kecamatan Tondano Timur, menjadi ikon pariwisata Minahasa sebagai daerah pariwisata di Sulawesi Utara.
Untuk itu, pembangunannya perlu diawasi ketat agar hasilnya bisa menjadi kebanggaan warga Minahasa.
Robert Manoppo, salah satu Tokoh Masyarakat Tondano mengatakan, pembangunan monumen BM harus ada pengawasan ketat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa melalui instansi teknis terkait.
“Jangan hanya menghabiskan dana yang banyak tapi hasilnya tidak memuaskan. Sebagai daya tarik tersendiri di Minahasa khusunya Kota Tondano, monumen BM harus dirancang dan dibangun dengan baik. Untuk itu, butuh pengawasan yang benar-benar ketat,” pinta Manoppo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Minahasa, Ir Jhon Kusoy MT, melalui Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Minahasa, Djefry H Rumokoy ST, ketika ditemui, Rabu (01/05), mengatakan, pihaknya selaku pengawas teknis pekerjaan, berjanji akan mengawasi secara ketat pembangunan BM tersebut, sehingga menghasilkan bangunan yang baik, untuk kebanggaan masyarakat Minahasa.
“Kami tentunya akan memperhatikan dengan cermat secara teknis, pelaksanaan pembangunan sehingga bisa jadi seperti yang diharapkan. Mengingat, monumen BM ini akan menjadi ikon pariwisata Minahasa nantinya, bila hasil bangunannya tidak baik karena dikerjakan asal-asalan, maka kesan keindahannya akan hilang,” terang Rumokoy.
Ditambahkannya pula, hingga saat ini, Pemkab Minahasa telah merealisasikan tiga tahap anggaran untuk pembangunan monumen BM tersebut, hingga mencapai total biaya Rp 4,9 M.
“Tahap pertama dianggarkan Rp 2,2 M. Tahap ketiga Rp 1,7 M dan tahap ketiga Rp 950-an juta, sehingga total anggaran hingga saat ini hampir Rp 5 M,” ujar Rumokoy.