by

Eksistem Danau Tondano Terancam Pencari Ikan dengan Listrik

Eceng Gondok nampak mulai menutupi sebagian Danau Tondano
Eceng Gondok nampak mulai menutupi sebagian Danau Tondano (foto:csn)

Minahasa – Pencari ikan di Danau Tondano dengan menggunakan listrik mulai marak terjadi. Hal ini mengancam rusaknya ekosistem di danau yang menjadi icon Kota Tondano tersebut. Pemkab Minahasa dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan mengecam keras tindakan tersebut.

Hanya saja, beberapa nelayan yang ditemui menyebut sistem listrik yang digunakan mereka untuk memudahkan mereka mendapat tangkapan. Dibandingkan menangkap secara manual, akan sangat sulit mendapat ikan.

“Kalau saya pakai aki yang ukuran besar. Memang sekali tangkap itu hasilkan banyak ikan. Mudah dan tak perlu repot-repot menunggu lama. Soal risiko pribadi memang besar, kalau saya sampai tercebur, bisa-bisa saya ikut mati,” ujar warga Tondano ini yang enggan menyebut namanya, Rabu (24/9).

Senada dikatakan nelayan lainnya. Hasil tangkapan dengan menyengat ikan empat kali lebih banyak jika harus menjala atau sekadar memancing. “Paling pakai dua liter bensin sudah paling banyak. Menyetrumnya memang harus jauh dari lokasi tambak warga,” jelasnya.

Pantauan di lapangan, aktivitas penyetruman ikan tersebut tak hanya di Danau Tondano saja. Lokasi sawah tidur di Boulevard Tondano, juga sering dijadikan warga menyeterum ikan. Hanya saja, dari informasi yang dihimpun, menyetrum ikan di lokasi sawah tidur yang berbatasan langsung dengan Danau Tondano tersebut, hasilnya tak sebanyak ikan di Danau Tondano.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Ariffin Kyaidemak saat dimintai keterangan mengatakan pihaknya telah mengintensifkan pencegahan penyetruman di Danau Tondano tersebut, dengan melakukan penyuluhan terhadap nelayan air tawat di seputaran danau terbesar di Sulut tersebut.

Menurutnya, apabila nelayan tidak diperingatkan tentang bahaya yang mengancam ekosistem dengan menggunakan listrik sebagai alat penangkap ikan, maka akan semakin banyak nelayan air tawar yang menggunakan alat tangkap seperti itu. “Ini merupakan ancaman bagi kelestarian ekosistem Danau Tondano. Bukan cuma ikan siap panen, namun ikan yang masih masuk dalam golongan bibit bisa mati semua,” urainya.

Ariffin pun meminta agar semua pihak, baik yang terkait secara langsung maupun tidak, dapat turun tangan mengatasi permasalahan tersebut. Apabila dibiarkan berlarut-larut, akan menjadi masalah yang sulit untuk diselesaikan. “Semua pihak terutama nelayan air tawar kiranya dapat bekerjasama untuk tidak menggunakan alat tangkap setrum,” pintanya. (maria)

Comment

Leave a Reply

News Feed