Minahasa – Hujan deras yang melanda sebagian besar Kabupaten Minahasa, Minggu (19/02) siang, menyebabkan terjadinya bencana alam berupa banjir atau banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang disejumlah wilayah, yang menyebabkan aktivitas warga terganggu.
Informasi diperoleh Cybersulutnews.co.id, bencana dilaporkan terjadi setidaknya di empat Kecamatan yakni Tondano Selatan, Remboken, Sonder dan Langowan Selatan.
Di Kecamatan Tondano Selatan misalnya, banjir bandang dengan ketinggian air mencapai satu meter dan membawa material lumpur serta tanaman yang tumbang tersebut terjadi di wilayah Kelurahan Tataaran Patar, menyebabkan puluhan rumah terkena dampak.
Selain di Tataaran Patar, banjir bandang juga melanda Desa Leleko Kecamatan Remboken menyebabkan 65 rumah terendam dan 80 rumah lainnya dilalui banjir bandang, bahkan menyebabkan kerusakan pada rumah warga. Tak sedikit warga yang dilaporkan juga mengungsi, bahkan ada yang dievakuasi menggunakan perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos) Minahasa karena terjebak banjir.
Selain itu, banjir bandang juga terjadi di Desa Tonelet Kecamatan Sonder. Ratusan ternak Babi milik warga lepas dari kandang karena diterjang banjir bandang dengan volume air sangat besar. Belum ada laporan adanya korban jiwa dan berapa kerugian materi milik warga, namun dipastikan masyarakat mengalami kerugian materi.
Tanah longsor yang menyebabkan sejumlah ruas jalan utama putus total juga terjadi di Kecamatan Sonder dan Kecamatan Langowan Selatan.
Atas bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Minahasa ini, Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi langsung turun ke lapangan dan meninjau lokasi bencana. Terpantau, Bupati JWS langsung turun ke Kelurahan Patar Kecamatan Tondano Selatan melihat langsung dampak yang ditimbulkan akibat banjir bandang yang menerjang.
“Salah satu penyebab terjadinya banjir ini akibat banyaknya saluran air yang tersumbat oleh sampah. Untuk itu, besok pagi (Senin, red) akan di turunkan alat berat untuk membersihkan saluran yang tersumbat oleh sampah. Selain tersumbat sampah, kondisi drainase memang terlalu sempit sehingga menyebabkan air meluap dan mengakibatkan banjir di sejumlah titik di Tataaran, diantaranya di lorong pasar dan Patar. Kita akan cari solusi termasuk juga menganalisis mengapa volume air menjadi sangat tinggi, yang juga terjadi dibeberapa daerah lain seperti di Remboken dan Sonder,” kata JWS.
Terpisah, Juru Bicara Pemkab Minahasa, Kepala Bagian Humas dan Protokol Setdakab Minahasa Moudy L Pangerapan mengatakan, instansi terkait di Pemkab Minahasa seperti BPBD dan Dinsos Minahasa serta instansi teknis terkait lainnya telah diperintahkan Bupati JWS untuk segera melakukan tindakan di lapangan.
“Bapak Bupati juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Minahasa, khususnya yang bermukim di wilayah perbukitan yang rawan longsor dan dataran rendah serta daerah aliran sungai yang rawan banjir agar sebisa mungkin mengambil langkah antisipasi dengan mencari tempat yang lebih aman di rumah keluarga atau kerabat hingga cuaca extrim ini mereda,” tukas Pangerapan.
“Pak Bupati juga menginstruksikan kepada Pemerintah Desa/ Kelurahan hingga Pemerintah Kecamatan agar sigap dalam mencermati kondisi alam saat ini dan sesegera mungkin berkoordinasi dengan instansi teknis terkait bila terjadi bencana alam,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kondisi riil dilapangan, berapa saja jumlah rumah dan warga yang terkena dampak bencana alam ini, diakibatkan banyaknya wilayah dan pemukiman warga yang terkena dampak.
Kepala BPBD Minahasa Johanis Pesik SIP menuturkan, pihaknya sementara mendata jumlah rumah dan warga yang terkena dampak bencana alam.
“Selain rumah warga, adapula fasilitas publik seperti jalan raya yang terkena dampak bencana alam sehingga mengalami kerusakan. Kami masih sementara menginventarisir dampak dari bencana alam ini,” tukas Pesik, Minggu (19/02) malam kemarin.(fernando lumanauw)





















