Minahasa – Kabupaten Minahasa kembali dipercayakan sebagai tuan rumah iven berskala international. Kali ini, tanah Toar Lumimuut menjadi tempat pelaksanaan “5th Asian Christian Life-Giving Agriculture Conferece 2019”, yang pembukaan kegiatannya dipusatkan di GMIM Sentrum, Tondano, Kamis (10/10) pagi.
Ada delapan negara yang ikut ambil bagian dalam pelaksanaan kegiatan ini yakni, Philipina, Thailand, Korea, Srilanka, India, Malaysia, Pakistan, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Kegiatan ini didalamnya membahas seputar dunia pertanian ini, dibuka langsung secara resmi pelaksanaannya oleh Bupati Minahasa Ir Royke Octavian Roring MSi, yang kala itu hadir didamping Ketua TP-PKK Kabupaten Minahasa Dra Fenny Ch M Roring Lumanauw SIP.
Presiden LGA Asia Rev. Han Kyeong Ho, yang dalam sambutannya mengatakan bahwa, dalam beberapa tahun terakhir banyak orang khawatir tentang masa depan kehidupan manusia.
“Kita tidak tahu seberapa besar dampak perubahan iklim oleh pemanasan global akan mempengaruhi kehidupan manusia. Tentu saja itu akan memiliki efek luar biasa bagi dunia pertanian,” kata dia.
Pada situasi seperti ini, Rev. Han mengulas bagaimana dan apa yang akan dilakukan orang Kristen. Terutama Petani Kristen dan Gereja Pedesaan, yanh harus memperhatikan bahwa LGA sangat penting bagi kehidupandi masa depan.
“Orang Kristen harus memperhatikan hal ini. LGA adalah tindakan yang patuh menurut ciptaan Tuhan,” tukasnya.
Sementara, Bupati ROR dalam sambutannya mengatakan mengatakan, LGA adalah filosofi hidup yang didasarkan pada kehidupan teologi, yang merupakan proses peningkatan kehidupan yang didasarkan pada iman dan dibina dalam budaya berbagi, saling memperhatikan dan kasih.
“LGA beragam namun holistik, partisipatif, non-eksploitatif dan membangun kesetaraan gender, rasa hormat, martabat dan keadilan,” ujar Bupat.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata ROR, banyak orang khawatir tentang masa depan kehidupan manusia. “Kita tidak tahu seberapa besar dampak perubahan iklim oleh pemanasan global akan mempengaruhi kehidupan manusia. Tentu saja itu akan memiliki efek luar biasa bagi dunia pertanian,” ujarnya.
“Berdasarkan fakta ini, bagaimana dan apa yang akan kita lakukan sebagai orang kristen. Terutama para petani kristen dan gereja pedesaan harus memperhatikan bahwa LGA sangat penting bagi kehidupan dimasa depan,” ujarnya lagi.
Bupati ROR kemudian menyampaikan bahwa, Konferensi LGA Asia 2019 yang dilaksanakan di Tondano, sebagai ibukota Kabupaten Minahasa di Provinsi Sulut ini, menawarkan berbagai pemandangan yang memikat, dari tempat pegunungan yang indah hingga situs wisata tepi Danau Tondano.
Minahasa, menurutnya adalah kabupaten tertua di Provinsi Sulut. Mayoritas penduduknya beragama kristen. Minahasa juga adalah rumah bagi perkebunan cengkeh terbesar di indonesia.
“Selaku pemerintah dan masyarakat kabupaten Minahasa, tentunya kami sangat bangga karena dipercayakan menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan ini. Kegiatan ini akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi penting untuk dijadikan rujukan dan pedoman pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, mewakili Gubernur Sulut Kepala Dinas Pertanian Prov Sulut Ir Novly Wowiling MSi, mewakili Pangdam XIII Merdeka, Letkol J H Maramis, mewakili Kapolda Sulut Kapolres Tomohon AKBP Raswin B Sirait SIK SH MSi, mewakili Kajati Sulut Plh Kejari Minahasa Fien Ering SH MH, mewakili Danlantamal VIII Manado Letkol Renol Sandewa, mewakili Kakanwil Kemenag Provinsi Sulut Sonya Mongkau SE, mewakili Bupati Minahasa Utara, Drs Rivino Dondokambey, mewakili Walikota Tomohon Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Ir Djoike Karouw MSi, mewakili Uskup Pastor Troyani Rishard Kalengkongan Pr, mewakili Rektor Institut Agama Kristen Negeri Manado DR Heldi Rogahang MTh, mewakili Rektor Unima PR III DR Siska Kairupan dan para peserta dari 8 Negara.(fernando lumanauw)