Kampus Baru Unsrat Dibangun di Wori

Manado – Gubernur Sulut SH Sarundajang berhasil menggolkan pembangunan kampus baru Universitas Sam Ratulangi melalui program Master Plan Percepatan Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI). 

Selasa (14/5), Doktor Politik UGM ini melakukan peninjauan di lokasi yang rencananya akan dibangun kampus Unsrat baru, berlokasi di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Kelurahan Pandu Kota Manado.

Dalam peninjauan tersebut, Sarundajang bersama Rektor Unsrat Donald Rumokoy, sejumlah Pembantu Rektor dan Dekan Unsrat, serta Kepala SKPD Pemprov Sulut bertemu langsung dengan Bupati Minahasa Utara Sompie Singal, Camat Wori Steven Korengkeng, dan sejumlah warga yang tinggal di wilayah cikal bakal kampus baru Unsrat.

Dalam pertemuan tersebut Sarundajang menjelaskan bahwa pembangunan kampus baru Unsrat dinilai sudah harus dilaksanakan mengingat kampus Unsrat yang sekarang hanya memiliki luas tanah sekitar 34 ha, sangat jauh perbedaan luasnya jika dibandingkan dengan Unima yang memiliki 350 hektar tanah kampus. 

Berkaitan dengan itu, negara memiliki tanah yang kisaran luasnya sekitar 300 hektar yang berlokasi di gunung Tumpa, di 2 wilayah yakni di desa Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Kelurahan Pandu Kota Manado. Tanah ini tadinya dipercayakan kepada PT. Nyiur Wijaksana berdasarkan HGU nomor 2 dan PT Norokondo.

Karena masing-masing HGU telah berakhir masa hak gunanya sejak tahun 2006 lalu, muncul inisiatif sekiranya pembangunan kampus Unsrat baru dilaksanakan di daerah tersebut. Dan rencana pembangunan ini telah disetujui pusat dengan perkiraan biaya sebesar 4 triliun, dan direncanakan akan ditender tahun 2013 ini.

Sarundajang menyadari bahwa sampai saat ini masih ada warga yang menepati tanah tersebut, bahkan berdasarkan laporan dari para Kepala Kecamatan ada sekitar 300 Kepala Keluarga yang rumahnya masih berdiri di atas tanah dimaksud. 

“Kepada warga dimaksud tetap akan diberikan haknya dimana telah disiapkan sekitar 10 hektar tanah sebagai bentuk ganti rugi garapan bahkan lengkap dengan sertifikat,’’ ujar Sarundajang sembari memerintahkan kepada Camat setempat untuk segera melakukan sosialisasi terkait pemberian ganti rugi garapan kepada sejumlah warga yang rumahnya masih berdiri di lokasi rencana pembangunan.

Lanjut Sarundajang mengatakan, Unsrat yang dulunya bernama Universitas Sulawesi Utara dan Tengah yang kemudian berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 277 tertanggal 14 September 1965 ditetapkan pengesahan menjadi Universitas Sam Ratulangi yang disingkat UNSRAT, sudah menjadi salah satu kampus yang terkenal di Indonesia dan bahkan mancanegara. Keberadaan kampus yang saat ini memiliki mahasiswa lebih dari 24 ribu dari berbagai daerah ini sangat mempengaruhi perkembangan daerah sekitar.

Salah satu pengaruh yakni munculnya kegiatan masyarakat yang memanfaatkan sebagian rumahnya bagi kebutuhan mahasiswa yang dikenal dengan istilah Home Bused Enterprises. Kegiatan ini seperti perdagangan maupun jasa yang berpengaruh pada sektor ekonomi dan sosial. 

“Dengan dibangunnya kampus baru Unsrat dapat dipastikan bahwa wilayah ini akan mengalami kemajuan pesat dari berbagai sektor khususnya segi ekonomi,’’ ujar Sarundajang sembari menjamin bahwa dalam pembangunan ini tidak akan ada pihak yang dirugikan.

Leave a Reply

News Feed