Minahasa – Pelayanan air bersih di Kabupaten Minahasa yang dikelolah oleh Perusaan Daerah Air Minum (PDAM), kerap mendapat kritikan dari masyarakat karena dinilai kurang memuaskan. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PDAM Minahasa Arnold Winowatan DEA pun kemudian memberikan penjasan ke publik, kondisi PDAM Minahasa saat ini.
Idealnya pelayanan PDAM dimana saja harus 1×24 jam kata Winowatan. Apalagi hal ini menyangkut hak dasar soal air bersih kebutuhan masyarakat. Menurutnya, PDAM Minahasa saat ini dalam proses ke arah itu, walaupun memang tidak segampang yang dipikirkan masyarakat, apalagi dengan lingkup pelayanan Kabupaten Minahasa yang sangat luas.
“Menuju ke arah itu tak hanya dengan sim salabim lalu segera dan selesai, melainkan butuh proses yang dimana proses itu sementara kami kerjakan. Tahun 2019 ini, PDAM Minahasa akan mengganti atau menambah mesin pompa baru disetiap instalasi dan pasti akan menambah jam pelayanan,” kata Winowatan.
Diterangkan Winowatan, kondisi mesin pompa yang ada sekarang ini rata-rata sudah dipakai 15-25 tahun, dengan predikat juga rusak perbaiki. Bila dipaksakan beroperasi berlebih, kata dia, justru itu akan beresiko lebih parah dan malah akan rusak total.
“Selain mesin pompa, semua katup pengatur juga sama, harus diganti karena beresiko adanya wilayah yang tidak akan terlayani bila terjadi kerusakan,” terang Winowatan.
Demikian halnya dengan pengaturan dan perbaikan jaringan pipa distribusi. Menurut Winowatan, saat ini mereka diperhadapkan dengan banyaknya sambungan langsung melalui pipa transmisi, yang mengurangi tekanan distribusi air ke pelanggan, bahkan ada tempat sudah tak sampai atau kebagian air.
“Dari yang saya sampaikan ini, kompleksitas persoalannya cukup tergambar. Nah, tahun 2019 ini sementara dalam proses, dimana Pemerintah Pusat mengucurkan dana Rp 5 Milyar untuk PDAM Minahasa melalui Pemerintah Kabupaten Minahasa pada APBD 2019, dalam bentuk penyertaan modal untuk menambah jumlah sambungan rumah dengan program MBR atau diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Tujuannya agar akses air bersih bagi masyarakat bertambah dan membantu pelayanan PDAM Minahasa,” ujarnya.
“Selain itu, terima kasih juga kepada Bupati dan Wakil Bupati yang sudah mengalokasikan dana Rp 2 Milyar dari APBD 2019 untuk digunakan pengadaan mesin pompa, katup pengatur dan perbaikan mesin pompa yang rusak, jaringan, serta bak penampung-SPL antara lain di Eris,” tukasnya.
Selain hal di atas, Winowatan menambahkan, tahun 2019 ini juga direncanakan ada bantuan dari Balai Cipta Karya Provinsi Sulawesi Utara yakni peningkatan kapasitas instalasi di Peleloan, dari 40 l/detik ke 100 l/detik, yang nantinya akan dilanjutkan dengan penggantian pipa transmisi keliling Tondano pada tahun 2020. Selain itu, dua mesin pompa yang rusak di instalasi Peleloan sedang dalam perbaikan di Jakarta dalam koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi.
“PDAM Minahasa juga saat ini sudah berkordinasi untuk mensinergikan kebutuhan infrastruktur jalan kepada Dinas PU Minahasa, disamping memasang fasilitas listrik disetiap instalasi yang masih mengandalkan penggunaan generator listrik dengan biaya relatif lebih mahal,” ujarnya.
Winowatan kemudian memohon maaf atas pelayanan PDAM Minahasa yang belum sesuai harapan masyarakat. Namun demikian, dirinya sebagai Direktur PDAM Minahasa menyampaikan salut dan memberi apresiasi luar biasa kepada karyawan PDAM yang terus bersemangat bekerja menagih dan memperbaiki tanpa kenal hari raya/libur, siang, malam, hujan, panas, bersih maupun berlumpur dan becek bahkan harus menyelam.
“Kepada masyarakat, khususnya pelanggan PDAM Minahasa, mohon bersabar dan bantu doakan. PDAM Minahasa Pasti akan lebih kedepan,” pungkasnya.(fernando lumanauw)