Minahasa – Lebaran Ketupat adalah tradisi spesial warga Kelurahan Kampung Jawa Kecamatan Tondano Utara, atau yang lebih dikenal Jaton (Jawa Tondano, red), yang merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang orang Jaton, yang ramai dipadati warga sekitar maupun dari luar Tondano atau Minahasa.
Tradisi yang dirayakan setiap sepekan sehabis Idul Fitri ini awalnya tradisi dimana para pemuka agama berkumpul di Masjid sehabis Idul Fitri untuk membahas program setahun berjalan kedepan, yang kemudian terus dipelihara, sebagai ajang silahturahmi untuk mempererat tali persuadaraan, baik sesama warga Jaton maupun dengan warga sekitar.
Lebaran Ketupat sendiri merupakan tanda kebahagiaan kemenangan di bulan Ramadhan, dimana ini juga merupakan ekspresi wujud syukur atas berakhirnya Puasa Sunnah 6 hari Syawal.
Perayaan Lebaran Ketupat di Jaton sendiri sudah dilaksanakan turun-temurun sejak Kyai Modjo dan para pengikut Pangeran Diponegoro yang diasingkan dari Pulau Jawa ke wilayah Minahasa.
“Lebaran Ketupat ini adalah ajang silahturahmi umat bersama keluarga di Jatos, serta warga sekitar,” kata Umar Masloman, warga Jaton, yang adalah suami Direktur Utama RSUD Dr Sam Ratulangi Tondano dr Maryani Suronoto Mbio Med.
“Biasanya dalam Lebaran Ketupat ini disajikan ketupat bersama daging rendang serta opor ayam dan menu khas Jaton lainnya,” sambungnya.
Sementara, terpantau di Jaton, setiap rumah dipadati tamu yang didominasi warga sekitar, baik dalam maupun luar Minahasa.(fernando lumanuaw)