Tulungagung – Almarhumah Srini bin Karmun, meninggal pada usia 77 tahun di tanah kelahirannya Ngunut, sebuah kecamatan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Srini menikah dengan Admoseri, yang telah lebih dahulu menghadap sang khalik lima tahun lampau dalam usia 78 tahun.
Tuhan menganugerahkan enam putra dan satu putri, dimana Soni Sumarsono, (kini Penjabat Gubernur Sulawesi Utara) adalah putra keempat dari tujuh bersaudara.
Srini tidak pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar sekalipun, namun dikaruniai kemampuan lain yaitu pandai berdagang.
Dalam keseharian almarhumah mengajarkan kesederhanaan hidup. Ini tergambarkan dalam kehidupan Soni Sumarsono.
Demikian halnya Admoseri suaminya, hanya mengenyam pendidikan SR/SD. Bersama Srini mampu mengembangkan berbagai jenis usaha industri rumah tangga (payung, korek api, dsb).
Semangatnya, walau mereka pada masa penjajahan tidak mampu mengenyam pendidikan yang layak, namun tekadnya untuk menyekolahkan anak-anaknya sangat luar biasa.
Keterbatasan dan kesulitan ekonomi bukan hambatan. Satu persatu dari keenam anaknya, diperjuangkan untuk terus mengenyam pendidikan tinggi.
Dari mulai SD di desa Beji hingga keenam putranya berhasil meraih gelar sarjana dari UGM dan IPB serta menjadi pejabat di sejumlah posisi.
Ada yang di perusahaan swasta, bank pemerintah (Bank Mandiri), PT Arun LNG, PT Indofood Mesir.
Dua anaknya menjadi pejabat di Kemendagri, termasuk Soni sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, sekaligus dipercaya menjadi penjabat Gubernur Sulawesi Utara.
Satu-satu anak putri almarhumah menekuni profesi pedagang. Ketujuh anaknya sukses.
Pesan almarhumah, “Dimanapun kau berada dan berkuasa, jangan pernah menyakiti Wong Cilik (rakyat kecil-red). Berbuatlah sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain, kalaupun tidak bisa, ingat jangan pernah sekali-sekali menambah penderitaan apalagi menyengsarakannya”.
Kepada, putra-putrinya Ibu Srini berpesan, “Raih pendidikanmu setinggi-tingginya dan kejar karirmu agar dapat menyumbangkan sesuatu yang terbaik untuk keluarga, rakyat, dan negaramu. Sumbangsih karya dan pengabdianmu sudah dinanti…”.
Diakhir hidupnya, Srini memberikan motivasi, “Syukuri apa yang ada dan telah kau raih. Jangan lupa senantiasa memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa. Dalam setiap langkahmu…”, pesan almarhumah yang sudah dimakamkan pada 17 Oktober 2015.
Sebulan lalu, beliau sempat memberikan restu, ketika Soni Sumarsono pamitan untuk berangkat ke Bumi Nyiur Melambai menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Utara.
“Hati-hati di negeri orang. Jangan lupa pepatah kuno: Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Berbuatlah yang terbaik buat negeri Sulawesi Utara. Insyaallah engkau akan dicintai rakyatmu. Dah.. berangkatlah, jangan lupa kirim kabar berita anakku…”.
Kini… kabar itu tak lagi bisa beliau dengarkan melalui telepon. Kini…dia tak dapat lagi bercengkerama dalam kasih bunda kepada anak anaknya. Karena, kini engkau telah tiada, dipanggil menghadap Illahi.
Selamat jalan ibundaku tersayang, semoga mendapat tempat yang terbaik dan diterima disisi-Nya, serta diampuni segala dosa-dosanya… Amien YRA
(Naskah telah diedit oleh Ferry Rende tanpa mengurangi penuturan aslinya oleh Dr Soni Sumarsono MDM)