Makasar – Tim Voli Putra Sulut akhirnya harus puas di urutan dua dan mengakui keunggulan Tim Kalimantan Tengah (Kalteng), setelah tunduk 3-0 dalam laga Final Kualifikasi PON XIX di GOR Sidiang Makasar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/11) malam.
Diawal set pertama, Tim Sulut mempu mengimbangi permainan lawan secara sengit. Skor saling susul diawal-awal meski kemudian Tim Sulut kalah dengan skor 25-18 pada set pertama ini.
Di set kedua, pertandingan berjalan sama seperti set pertama dimana kedua tim saling serang. Namun sekali lagi Tim Sulut harus mengakui keunggulan tim lawan dengan skor 25-19 untuk Kalteng.
Memasuki set ketiga, Tim Sulut bangkit dan berhasil unggul skor lebih dulu dari Kalteng. Namun demikian, perjuangan Putra terbaik Sulut ini lagi-lagi harus kandas dan kembali mengakui keunggulan tim lawan. Skor di set ketiga ini kemudian berakhir 25-19 untuk Tim Kalteng.
Meski hanya puas diposisi kedua, Tim Putra Sulut tetap melenggang mulus di PON XIX Bandung tahun depan mendampingi Tim Putri yang telah lebih dulu unggul melawan Tim Kalimantan Timur dengan skor 3-0.
Kapten Tim Putra Sulut, Louis Thomas mengaku, Tim memang kecapean karena sehari sebelumnya telah bermain total habis-habisan di semi final karena game tersebut merupakan penentuan untuk lolos di PON XIX Bandung 2016.
“Tim Kalteng sudah bermain baik terlebih mereka sudah bermain tim dan pemainnya kebanyakan dari luar dan sudah berpengalaman sedangkan Tim Sulut semuanya pemain lokal. Tim Sulut memang cukup kelelahan karena harus habis-habisan di laga penentuan semi final sebagai tiket lolos di PON,” ujarnya.
Sementara, meski Tim Putra Kalah pada laga Final ini, Ketua PBVSI Sulut, Drs Jantje Wowiling Sajow MSi mengaku tetap berbangga karena Tim Putra Putri Sulut ini bisa lolos ke PON XIX Bandung nanti.
“Secara skema Tim Sulut tak berbeda jauh dari tim lawan. Tim kelelahan karena bertarung habis-habisan dengan Kalbar malam sebelumnya. Tapi meski begitu kami tetap bangga karena kedua Tim Putra Putri ini bisa lolos keduanya,” ujar JWS yang tak lain adalah Bupati Minahasa ini.(fernando lumanauw)